Konsili Nicea adalah sebuah konsili ekumenis (atau konsili umum) yang diselenggarakan oleh Kaisar Konstantinus pada tahun 325 Masehi di kota Nicea, yang saat ini dikenal sebagai İznik, Turki. Konsili Nicea dihadiri oleh sekitar 300 uskup dari seluruh dunia Kristen, termasuk sejumlah uskup dari Gereja Barat dan Timur.

Baca juga Sekte dalam kristen yang Menuhankan Bunda MARIA

  Konsili Nicea diadakan dalam rangka menyelesaikan perdebatan teologis yang berkaitan dengan sifat Yesus Kristus. Dalam periode awal Kristen, terdapat perdebatan mengenai apakah Yesus adalah sama dengan Allah atau tidak. Perdebatan ini kemudian memunculkan sejumlah pandangan teologis yang berbeda, seperti Arianisme dan Sabellianisme.

  Kaisar Konstantinus sendiri memang ingin menyelesaikan perdebatan ini agar bisa mempersatukan gereja dan memperkuat kekuasaannya. Karena itu, ia mengundang para uskup untuk berkumpul di Nicea dan membahas isu-isu teologis ini.

  Dalam konsili tersebut, para uskup membahas sejumlah masalah teologis, termasuk konsensus mengenai sifat Yesus Kristus. Setelah berdebat selama beberapa minggu, mereka akhirnya menyepakati penggunaan istilah "homoousios" (dari bahasa Yunani ὁμοούσιος) untuk menyatakan bahwa Yesus adalah sama dengan Allah dan memiliki sifat ilahi yang sama. Keputusan ini kemudian disebut sebagai Kredo Nicea.

  Meskipun keputusan ini mendapat dukungan mayoritas, namun beberapa uskup, termasuk Arius, menolak dan mengajukan pandangan mereka sendiri. Akibatnya, Kaisar Konstantinus mengekskomunikasi Arius dan pengikutnya dari gereja.

Konsili Nicea sendiri memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan teologi Kristen selanjutnya. Keputusan-keputusan yang diambil dalam konsili ini menjadi landasan bagi doktrin-doktrin gereja Kristen yang dianut hingga saat ini. Selain itu, konsili ini juga menunjukkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam gereja Kristen, serta pentingnya peran politik dalam memperkuat gereja.

Kesimpulan :

  Konsili Nicea diadakan sebagai jalan penyelesaian perdebatan teologis yang berkaitan dengan sifat Yesus Kristus yang posisinya masih jadi perdebatan ,Pada konsili inilah akhirnya mendudukkan Yesus sama dengan Allah yang memiliki sifat ilahi yang sama